Monday, February 6, 2012

Sejarah Tentang Desa Tlagasari Kec Ayah Kab Kebumen

Pada masa penjajahan Belanda, rakyat Indonesia banyak yang menderita akibat penindasan dari penjajah. Tidak sedikit rakyat yang mengalami penindasan dan kesewenang-wenangan pemerintah Hindia Belanda ; darah, air mata, bahkan sampai nyawa.

Banyak penduduk yang tidak tahan dengan kondisi dan keadaan karena dijajah oleh Belanda, mereka mengasingkan diri dan pergi daerah-daerah terpencil, hutan dan pegunungan. 

Tepat pada waktu itu sekitar abad XIV, ada seorang musafir yang bernama Mbah Nur Patah. Beliau datang dan bersinggah di daerah terpencil yang terletak di pegunungan. Selain di pegunungan, daerahnya juga masih banyak rerimbunan semak belukar, walaupun sebenarnya sudah ada penduduk yang bersinggah di daerah tersebut. 

Dalam upayanya, beliau berhasil membangun suatu Dukuh yang di beri nama Dukuh Tlogowijoyo. (Dukuh:nama lain dari Dusun). Beliau seorang musafir yang berdiam tepatnya di Blok Kantil Desa Tlogosari. Beliau Mempunyai Kelebihan yg luar biasa (ahli nujum) sehingga banyak warga di daerah itu yang meminta pertolongan do'a untuk penyembuhan penyakit. 

Karena kepintarnya beliau sangat dipercaya oleh warga sekitar, selain sebagai orang yang pintar menyembuhkan orang lain (baca:tabib), beliau juga menjadi orang kepercayaan warga Tlogowijoyo untuk membangun Dukuh tersebut. 

Setelah mengalami beberapa perkembangan dari waktu ke waktu di Dukuh ini, sehingga terbentuklah suatu pemukiman yang sudah mulai banyak penduduknya. Dengan perkembangan ini akhirnya terbentuklah suatu perkampungan yang disebut desa. 

Dalam proses pemerintahan yang dibentuk, suatu Desa perlu ditetapkan seorang pemimpin, yaitu Lurah. Maka mbah Nur Patah sebagai orang yang dituakan di Dukuh Tlogowijoyo bersama warga menunjuk seseorang untuk menjadi Lurah di Desa ini yaitu bernama Madsari. 

Disinilah awal mula keberadaan Desa Tlogosari, atas prakarsa dari seseorang bernama Madsari yang menjadi Lurah pertama yang ditunjuk atas kesepakatan serta kepercayaan dari warga Dukuh Tlogowijoyo. Yang belakanngan desa Tlogowijoyo diberi nama baru yaitu dengan nama Tlaga Sari. 

"Yen ana reganing jaman tlatah padusunan iki tek jenengi Tlagasari.." begitu kira-kira kata yang terucap pada saat itu.

Kata Tlaga diambil dari nama Telaga atau rawa-rawa, karena di desa ini pada waktu itu terdapat rawa-rawa di daerah pegunungan yang airnya dimanfaatkan oleh warga sekitar. Sedangkan kara Sari, berasal dari nama Lurah pertama yang bernama Madsari. Akhirnya karena upaya dari pemimpin yang bernama Madsari di daerah Tlaga, sehingga daerah ini beri nama desa Tlaga Sari. 

Tahun demi tahun telah berlalu, diakuilah bahwa desa Tlaga Sari masuk dibawah kekuasaan Kademangan (Sekarang menjadi nama Demangsari:desa di kecamatan Ayah). Perubahan pun terjadi ketika adanya penetapan nama-nama desa yang berada di wilayah kecamatan Ayah, ini dilaksanakan oleh Dinas Provinsi Jawa Tengah. 

Karena dasar logat (cara bicara) orang Semarang rata-rata mempunyai gaya bahasa perubahan huruf vokal dari "a" menjadi "o", sehingga dari hasil laopran pendataan tersebut tertulis nama Desa Tlogosari. Hal ini menjadi dasar yang tadinya desa Tlaga Sari, karena ketetapan tersebut akhirnya desa ini resmi resmi bernama desa Tlogosari. 

Adapun Nama nama Lurah/Kades di Desa Tlogosari, antar lain: 
1. Uda Semita 
2. Amiarja 
3. Madsari (sebelum merdeka-1945) 
4. Ahmad Idris (1945-1960) 
5. Bunata (1960-1966) 
6. Sajir (1966-1967) 
7. Notomiharjo (1967-1988) 
8. Sawal Iswanto (1988-1998) 
9. Khoerudin (1999-2006) 
10. H.M. Iswanto (2007-2013)
11. Imam Sujono (2013-2019) 
12. Saridi, (2019 - 2025)


Sumber: RPJMDes Tlogosari 2011 dan hasil Wawancara dengan Pemerintah Desa